Minggu, 27 Maret 2011

Selayang Pandang Sejarah Sumenep.

Selayang Pandang Sejarah Sumenep.


Selama ini masyarakat luas mengenal pulau Madura hanya dari aspek kebudayaan yang berupa kerapan sapi dan carok. Kerapan sapi dianggap sebagai ikon masyarakat madura di bidang hiburan dan seni pertunjukan, sedangkan carok dianggap sebagai sebuah aktifitas masyarakat yang berkaitan dengan kepribadian umum masyarakat Madura. Masyarakat Madura dikenal juga sebagai etnis yang religius dan menampilkan kesan kelompok masyarakat yang fanatik terhadap agama yang dianut dan diyakininya.
Sebenarnya masyarakat Madura hidup dengan aspek budaya yang unik, karena didalam kehidupan masyarakat Madura sendiri memiliki pola dan pandangan hidup yang berbeda-beda. Secara administratif pemerintahan, Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Walaupun secara garis besar suku bangsa mereka sama-sama berasal dari suku bangsa Madura, namun masyarakat di masing-masing kabupaten didalam aktifitas kesehariannya memiliki corak dan khas yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara, pandangan hidup antara masyarakat Madura pesisir utara dan masyarakat Madura yang berada di pesisir selatan memiliki perbedaan pola dan pandangan hidup. Masyarakat Madura yang berada dibagian pesisir utara terkesan memiliki pola dan pandangan hidup yang masih tradisional, bahkan terkesan sebagai kelompok masyarakat yang terbelakang dalam bidang pendidikan yang berbeda dengan masyarakat Madura yang berada di pesisir selatan yang dianggap kelompok masyarakat yang sudah mulai mengalami masa transisi menuju masyarakat modern.
Selama ini masyarakat banyak yang kurang memamahi kebudayaan Madura yang esensial. Masyarakat hanya memahami kebudayaan Madura dari sisi permukaan saja, tanpa memahami konsep umum kebudayaan Madura. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya literatur yang berkaitan dengan penelitian terhadap kebudayaan Madura secara khusus dan mendalam. Selama ini, literatur yang ada hanya menggambarkan perkembangan budaya masyarakat Madura secara universal dan terkesan bersifat subjektif.
Untuk ketaatan terhadap agama, masyarakat Madura terkesan kelompok masyarakat yang fanatik terhadap agama yang dianutnya. Ketaatan mereka terhadap agama juga diiringi dengan perhatian mereka terhadap hal-hal yang berbau magis, seperti dalam upacara perkawinan,kelahiran, kematian dan beberapa hal yang berkaitan dengan mata pencaharian mereka serta perlakuan masyarakat terhadap benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan magis. Perhatian mereka terhadap hal-hal yang berkaitan dengan magis dan ritus turut mewarnai dan memberikan peranan yang penting dalam pelaksanaan kehidupan masyarakat Madura.

0 comments:

Posting Komentar