Kamis, 30 Desember 2010

Libertus Tensu Tjahjono (1988) - dalam menentukan apresiasi sastra

Apresiasi Sastra menurut Libertus Tensu Tjahjono (1988)
A.    Lapis struktur prosa fiksi
1.      Alur
2.      Karakter
3.      Latar/ panorama
4.      Titik kisah/ sudut pandang
5.      Gaya

B.     Lapis makna prosa fiksi
1.      Pembayangan peristiwa yang akan terjadi
2.      Tegangan (suspense)
3.      Nada
4.      Suasana
5.      Tema



Rangkaian Alur atau jalan cerita
Alur awal
Paparan  (exposition)
Rangsangan (inciting moment)                                       
Penggawatan (rising action)

Alur tengah
Pertikaian (conflict)
Perumitan (complication)
Puncak penggawatan (climax)

Alur akhir
Peleraian (falling action)
Penyelesaian (denoument)

Unsur makna puisi

Analisis unsur makna puisi
Tema adalah ide pokok dalam puisi. Adapun yang menjadi ide pokok yang disampaikan Zawawi dalam puisinya adalah berhubungan dengan falsafah hidup penyair terhadap kecintaannya pada tanah kelahiran yang inspiratif dan penyair menyatakan sebagai ikon tanah kelahirannya itu yakni Madura.
Rasa (feeling) merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya. Dalam puisi ini Zawawi menyatakan sikap bahwa Madura adalah sebuah daerah yang berkebudayaan seperti kerapan sapi dan inspiratif. Madura kaya akan garam, tanah yang subur dan megah bagai emas.
Nada (tone) adalah sikap penyair kepada pembaca. Zawawi menyampaikan puisinya dari untaian kata demi kata bahwa dia dengan ambisiusnya menyatakan tentang alam lingkungan Madura dan pernyataan posisinya di tanah airnya tersebut.
Amanat  adalan pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Maka amanat dalam puisi Zawawi tersebut tentang sumpah dan janjinya akan kejayaan Madura. Sebab dia adalah generasi penerus yang mengemban tanggung jawab besar dalam melanjutkan kehidupan dan kebudayaan di Madura. 

Analisis unsur Fisik puisi

Analisis unsur Fisik puisi
Diksi  adalah pilihan kata oleh penyair. Dalam puisi di atas Zawawi  sangat pandai memilah-milih kata demi kata yang disampaikannya. Sehingga dapat menimbulkan nilai estetik dan kesatuan makna dalam setiap komposisi bunyinya. Diksi dalam puisi ini juga terpengaruh oleh latar sosial-budaya yakni Madura. Tak heran, penggunaan kata dengan istilah yang melekat dengan kehidupan Madura sangat kental. Sebagai contoh, /bahwa aku sapi kerapan/, /kubajak kau dengan tanduk logamku/, /di atas bukit garam/, /lantaran aku adalah sapi kerapan/. Dari penggalan baris puisi ini dapat dilihat bahwa aroma khas Madura sangat menyatu dalam puisi ini.
Imaji merupakan sebuah pembayangan dalam kata-kata yang dipilih penyair sehingga menimbulkan pengalaman sensoris bagi pembaca. Dalam imaji ini pembaca seolah-olah dapat merasakan apa yang disampaikan penyair secara langsung. Contoh, /seusap debu hinggaplah, setetes embun hinggaplah, sebasah madu himggaplah/ penggalan baris puisi ini menimbulkan pengalaman perasaan (taktil). /aku lari mengejar ombak, aku terbang memeluk bulan, dan memetik bintang-gemintang/ menimbulkan pengalaman perasaan (taktil). Selain itu juga terdapat pencitraan pendengaran, penglihatan, pendengaran, dan pengecapan.
Majas  adalah bahasa kias atau bahasa lambang. Contoh, /di atasmu, bongkahan batu yang bisu/ ini adalah majas personifikasi dimana benda mati seolah bersikap seperti manusia. /bila dadamu kerontang/ majas hiperbola (berlebih-lebihan). /lantaran aku adalah sapi kerapan/ majas metonimia (sebagai lambang).
Rima atau irama adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas. Puisi Zawawi merupakan puisi yang berjenis modern sehingga sulit ditemukan pengulangan bunyinya. Sebab puisi yang terdapat penglangan bunyi secara dominan umumnya pada puisi tradisional.

Libertus Tensu Tjahjono (1988) - dalam menentukan apresiasi sastra

Apresiasi Sastra menurut Libertus Tensu Tjahjono (1988)
A.    Lapis struktur prosa fiksi
1.      Alur
2.      Karakter
3.      Latar/ panorama
4.      Titik kisah/ sudut pandang
5.      Gaya

B.     Lapis makna prosa fiksi
1.      Pembayangan peristiwa yang akan terjadi
2.      Tegangan (suspense)
3.      Nada
4.      Suasana
5.      Tema



Rangkaian Alur atau jalan cerita
Alur awal
Paparan  (exposition)
Rangsangan (inciting moment)                                       
Penggawatan (rising action)

Alur tengah
Pertikaian (conflict)
Perumitan (complication)
Puncak penggawatan (climax)

Alur akhir
Peleraian (falling action)
Penyelesaian (denoument)

Apresiasi Sastra menurut Libertus Tensu Tjahjono (1988)


Apresiasi Sastra menurut Libertus Tensu Tjahjono (1988)
A.    Lapis struktur prosa fiksi
1.      Alur
2.      Karakter
3.      Latar/ panorama
4.      Titik kisah/ sudut pandang
5.      Gaya

B.     Lapis makna prosa fiksi
1.      Pembayangan peristiwa yang akan terjadi
2.      Tegangan (suspense)
3.      Nada
4.      Suasana
5.      Tema



Rangkaian Alur atau jalan cerita
Alur awal
Paparan  (exposition)
Rangsangan (inciting moment)                                       
Penggawatan (rising action)

Alur tengah
Pertikaian (conflict)
Perumitan (complication)
Puncak penggawatan (climax)

Alur akhir
Peleraian (falling action)
Penyelesaian (denoument)

Apresiasi Prosa Fiksi menurut Yacob Sumarja (1978) dalam Pengantar Apresiasi Sastra
1.      Pendahuluan
2.      Alur atau jalan cerita
3.      Tema atau gagasan pokok pengarang
4.      Karakter atau penokohan
5.      Sudut pandang pengarang (latar,landas tumpu)
6.      Gaya atau cara pengarang menggunakan bahasa untuk mencapai efek tertentu.
7.      Suasana cerita atau warna dasar
8.      Penutup
Cara Menentukan Tema
·         Melihat persoalan mana yang paling menonjol
·         Secara kuantitatif persoalan mana yang paling banyak menimbulkan konflik, konflik yang melahirkan peristiwa
·         Menghitung waktu penceritaan, yaitu waktu yang diperlukan untuk menceritakan peristiwa atau tokoh-tokoh di dalam karya sastra

Pengertian Tokoh (karakter)
Tokoh atau karakter adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

Cara Menentukan Tokoh Utama (protagonis)
·         Dilihat dari masalahnya lalu dilihat tokoh mana yang paling banyak berhubungan dengan masalah tersebut
·         Tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain
·         Tokoh yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan






Tokoh Durjana (Villain) adalah tokoh yang di dalam cerita sebagai biang keladi masalah atau penghasut.
Tokoh Andalan (bonfident) adalah tokoh yang tidak memegang peran utama, tetapi menjadi kepercayaan.
Tokoh Tambahan (extras) adalah tokoh yang tidak memiliki peran apa pun dan tidak mengucapkan dialog apa pun atau sebagai figuran.

Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh atau Metode Penampilan Watak Perilaku Cerita
1.      Melukiskan bentuk lahir
2.      Melukiskan jalan pikiran
3.      Melukiskan reaksi pelaku utama suatu kejadian
4.      Langsung menganalisis watak pelaku
5.      Melukiskan keadaan sekitar perilaku
6.      Melukiskan pandangan pelaku lain terhadap pelaku utama melalui berbuah cerita
7.      Melalui perbincangan pelaku-pelaku lain tentang tokoh tersebut dalam cerita

Bahasa MADURA

Bibit kata adalah  bunyi kecap (suku) pembentuk kata. Coba anda cari bibit kata dari kata di bawah ini: toles, sorat, leber pasar, keker.
Coba anda jelaskan tentang banyaknya pembagian jenis kata bahasa Madura.
Menurut wujudnya kata benda itu ada dua macam coba anda jelaskan dan beri contohnya masing-masing 2 kosakata.
Coba anda jelaskan kata ganti orang yang pertama dalam pembicaraan, dan beri contohnya 4 kosakata.
Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dengan kata depan (lantaran) dan beri contoh kata depan; da, e, dan dari, masing-masing 5 kosakata.

Jawaban
Bibit kata:   Les     menjadi     toles
                   Rat     menjadi     sorat
                   Bar     menjadi     lebar
                   Ker     menjadi     keker

Pembagian jenis kata dalam bahasa Madura menurut cara pembagian kata dibagi menjadi dua macam, yaitu menurut kejadiannya dan menurut macam jenisnya. Pembagian jenis kata dalam bahasa Madura berbeda dengan Bahasa Indonesia, yaitu kalau dalam bahasa Indonesia terdapat 10 jenis kata. Sedangkan dalam Bahasa Madura terdapat 9 jenis kata. Karena dalam bahasa Indonesia ada jenis kata sandang (partikel) seperti: Sang, Yang dan Si, sedangkan dalam bahasa Madura tidak ada kata sandang. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah jenis-jenis kata dalam Bahasa Madura:
Perbandingan pembagian jenis kata:
Menurut Bahasa Indonesia                Menurut Bahasa Madura
Kata benda (substantifa)            Oca’ bharang
Kata ganti (pronomina)            Oca’ ghante
Kata sifat/ keadaan (ajektifa)            Oca’ sepat/ kabadaan
Kata kerja (verbalia)                Oca’ ghabay
Kata keterangan (adverbial)            Oca’ tambaan
Kata sambung (konjungsi)            Oca’ sambhung
Kata bilangan (numeralia)            Oca’ bilangan
Kata depan (preposisi)            Oca’ lantaran
Kata seru (interfeksi)                Oca’ serro
Kata sandang (Partikel)            tidak ada
Kata sandang yang dimaksud dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai penyandang (sebutan) bagi orang atau sesuatu yang dianggap memiliki kelebihan (keistimewaan), dalam bahasa Madura berarti sebagai penegas arti saja.
Contoh penggunaan kata sandang dalam bahasa Indonesia:
Sang (raja, ratu, bos, istri, suami, saka bendera, pusaka)
      Yang (cantik, manis, bagus, besra, merah)
Si (gundul, botak, cebol, pandir)
Sedangkan contoh dalam bahasa Madura penggunaan kata Sang, Yang, Si adalah sebagai berikut:
Sang (bahasa Indonesia)    = Sang/ tang (bahasa Madura) sebagai kata ganti orang
Yang (bahasa Indonesia)     = Se (bahasa Madura) sebagai pertama/ empunya
Si (bahasa Indonesia)    = Se (bahasa Madura) sebagai kata tambahan (keterangan)

Menurut wujudnya kata benda dibagi menjadi 2 macam, yakni:
Kata benda kongkrit (nyata), asli (sokla)
Kata benda kongkrit adalah kata yang menyatakan nama barang yang nyata ada wujudnya yang dapat dibuktikan dengan alat panca indera (elong, tanang, kopeng, mata) contoh: kaju, buku, korse, labang dll.
Kata benda abstrak (tidak nyata)
Kata benda abstrak adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dianggap sebagai benda (tidak tentu dapat dibuktikan dengan alat panca indera). Contoh: okoman, aghama, elmo, pangataoan, dll.

Kata ganti orang pertama dalam pembicaraan adalah: aba’, sengko’, aba’ dhibi’, ateya, bula, kaula, abdhina, abdhidhalem, eson.
Cara menggunakan kata ganti orang pertama ini tentunya menurut aturan tingkatan bahasa Madura (Ondhak Bhasa), yakni tingkat rendah (enje’ iye), tengah (engghi enten), tinggi (engghi bhunten), dan bahasa halus.
Bila berbicara dengan orang yang usia dan drajatnya lebih rendah atau teman sederajat dipakai bahasa tingkat rendah (enje’ iye), yakni: aba’, sengko’, eson, tang, ateya.
Bila berbicara dengan orang yang usia dan keduukannya sedrajat ata teman dipakai bahasa tingkat tengahan (engghi enten) seperti: bula, kula, kaula, panapa.
Bila berbicara dengan orang yang usia dan kedudukannya lebih tinggi dipakai tingkat bahasa tinggi (engghi bhunten) seperti: bhadhan kaula, ka’into, aponapa.
Bila berbicara dengan orang yang usia dan kedudukannya sangat tinggi maka digunakan bahasa halus, seperti: abdhina, abdhidhalem, bhadhiepon.
Kata depan (Oca’ Lantaran) adalah Kata yang ditulis/ diucapkan di depan kata ganti yang menyatakan letak atau tempat dan arah tujuan asalnya, nama orang, binatang, benda. Kata depan ini juga dapat mengubah arti kata asalnya. Dalam bahasa Madura ada 4 macam kata depan, yakni: da’, ka, dari, e, dll. Cara menulis tidak boleh disambung dengan kata dibelakangnya. Contoh :
Da’ = Da’ Sorbhaja                ka = ka Bhali          dari = dari sapa
          Da’ temor                               ka daja                  dari aeng
          Da’  baba                                ka Jakarta              dari Jember
          Da’ pengghir                          ka tengnga               dari attas
          Da’ Madura                           ka tase’               dari Arab
E = e budi
             e dimma
           e temor
           e langnge’
           e bila

Teknologi


Kemajuan teknologi multi media dalam berbagai asfek kehidupan manusia menyebabkan sumber informasi tidak dapat dimonopoli dan dimanipulasi. Kemajuan teknologi informasi membuat orang dapat mengetahui apa saja yang mereka ingin tahu. Seiring dengan itu banyak perusahaan publik dan swasta memanfaatkan teknologi informasi yang dapat menunjang dalam berbagai aktivitas terutama bagi pimpinan dalam mengambil keputusan-keputusan yang strategis yang akhirnya akan memberikan kontribusi bagi peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi. Kemajuan teknologi informasi yang didukung oleh perkembangan teknologi dibidang komunikasi, transportasi, satelit menyebabkan pesan-pesan atau berita yang dikirim akan dapat di terima pada saat yang bersamaan, meskipun jarak antara pengirim dan penerima sangat berjauhan. Perkembangan ini tidak terlepas dari kemajuan dalam berbagai bidang seperti :
1. Komputer.

Penggunaan teknologi magnetic core yang lambat dan besar diganti dengan penggunaan chip intel yang kecil dan berkemampuan besar sehingga komputer dapat dan mudah dibawa serta berharga semakin murah.

2. Televisi dari yang menggunakan tabung katoda dan anoda sampai pada tahap penggunaan teknologi layar datar sehingga tidak memakan tempat dan mempunyai kualitas gambar yang baik.

3. Satelit yang mempunyai mobilitas tinggi sehingga dapat memancarkan dan menerima berita dimana saja. Problema titik kosong (blank spot) yang terkait dengan penerimaan atau pemancar (televisi ) dapat teratasi.

4. Teknologi komunikasi dari yang menggunakan kabel biasa maupun serat optik sampai pada teknologi tanpa kabel dengan kemampuan yang luar biasa mulai dari mengakses internet, saluran televisi, siaran radio sampai pada fasilitas hiburan/musik.

Informasi pada saat ini menjadi sangat penting dan menjadi komoditas yang mahal untuk itu bagaimana organisasi publik atau bisnis dapat menggunakan atau memanaj informasi yang berlimpah dan berbagai bentuk itu bagi kepentingan organisasi.

Dampak SMS dalam penulisan bahasa indonesia

    Maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan murah, juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Pemakaian singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti menulis surat, catatan dan sebagainya.
 
    Terkadang pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan sms sering kali menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak heran pesan yang kita kirim lewat sms bisa menghasilkan arti yang berbeda dari yang kita maksudkan, mungkin bagi mereka yang mengerti mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tapi bagi mereka yang baru pertamakali melihat singkatan seperti ini mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud yang hendak di sampaikan oleh si pengirim.

pengiriman pesan singkat atau yang biasa di sebut sms dapat mengubah pengertian cara penulisan bahasa yang baik.
 
contoh :
" aq akn jmput qm jm9, jgn kmn2 ya..."
 
artinya :
" aku akan jemput kamu pada pukul sembilan, jangan kemana-mana ya..."

di khawatirkan pesan singkat (sms) akan merusak tata cara penulisan yang baik dan benar para generasi muda.

Ragam bahasa gaul yang merusah bahasa indonesia

Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang – emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman Riasa)

1)      Pengunaan awalan e
Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2)      Kombinasi k, a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.

3)      Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.

Teknik berpidato

Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato ada hubungannya dengan retorika(rhetorica), yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam berpidato.
Teknik Berpidato
Ada empat teknik berpidato yang umum, yaitu:(
a)Metode Naskah, yaitu pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutuip oleh media massa; (
b)Metode Menghafal, yaitu naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya bukan untuk dibaca, melainkan untuk dihafal; (
c) Metode Spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak dilakukan persiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil secara mendadak; 
(d) Metode Penjabaran Kerangka. Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-grais besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan. 
2. Etika berpidato di depan pejabat: 
(a)Menghilangkan rasa rendah diri; 
(b)Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-lain; 
(c)Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
3. Berpidato di depan Pemuka Agama:
(a)Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama; 
(b)Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu;
(c) Perbanyak istilah-istilah keagamaan

Minggu, 19 Desember 2010

Resensi Novel.


Cinta 24 jam.

Identitas buku:
Judul                 : Cinta 24 jam.
Pengarang : Andrei Aksana.
Harga Buku        : Rp. 52.000,-*
Tebal                 :184 halaman.

Kau ucapkan cinta ketika mendaki tubuhku.
Ketika Malam berakhir, cinta pun lari.
Inikah cinta 24 jam…
Biarkan aku merantai malam
Agar selamanya bintang memijarkan perasaa
Biarkan aku menyekap pagi
Agar tak pernah mentari mengusir mimpi
Dan kau menjadi milikku
Hanya untukku
Sepanjang hidupku
Sulitkah itu? 

Ceritanya romantis, tapi jujur. Bisa buat introspeksi yang bagus untuk para pekerja seni.
--Irgi Fahrezi

Andrei paling tahu dan paling jago mengaduk perasaan orang dengan kalimat-kalimat puitis yang simpel tapi nggak cengeng. Bikin penasaran karena ceritanya nggak pasaran, jadi nggak pengin berhenti ngebacanya.
--Krisna Mukti

Beda tapi realistis. Ada yang bisa kita pelajari in a diferent way. Penyelipan puisi-puisinya indah sekali.
--Wulan Guritno

Gejala Bahasa.

Gejala Gejala Bahasa.

            Kali ini saya akan menjelaskan tentang gejala gejala bahasa yang ada saat ini, saat ini banyak terdapat gejala gejala bahasa yang muncul yaitu terdapatnya kata kata aneh yang muncul dan berkembang luas menjadi kata kata sehari hari, seperti contohnya :

* Lebay.
Yang dimaksud lebay adalah sesuatu yang dianggap berlebihan. Seperti suatu gerakan yang dibuat buat atau perkataan yang di lebih lebihkan.

* Alay.
Alay adalah singkatan dari anak layangan yang dinilai oleh beberapa orang sebagai orang yang bergaya terlalu berlebihan atau norak.

* Jayuz.
Jayus merupakan istilah populer yang digunakan untuk lawakan yang dianggap tidak lucu. Sejarah kata ini adalah berasal dari seorang anak di daerah Kemang yang sering dipanggil Jayus oleh teman-temannya karena dia sering sekali melawak akan tetapi lawakannya tidak lucu. Dan kata jayus itu sebenarnya merupakan nama dari ayah anak tersebut.

*Narsis.
Narsis merupakan kata yang dipakai untuk orang yang senang sekali mengabadikan dirinya dalam foto.

Perkembangan Terbaru Kata Baku.

Perkembangan Terbaru Kata Baku.

       
Bahasa Indonesia memiliki aturan dalam penggunaannya oleh karena itu ada yang disebut Kata Baku dan Kata tidak baku. Kata baku adalah kata - kata yang sesuai dengan aturan yang terdapat pada Bahasa Indonesia, sedangkan kata tidak baku adalah kebalikan dari kata baku, kara yang tidak sesuai dengan aturan, hal ini disebabkan oleh lingkungan, seperti contoh karena ada unsure bahasa daerah yang terpakai.
            Saat ini Bahasa Indonesia berkembang begitu pesat sehingga banyak orang yang tidak memperdulikan aturan – aturan atau kaidah – kaidah pada bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia, seperti wartawan yang terkadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, p, t, s ketika menuangkan tulisannya di media-media cetak. Kini banyak ditemukan ketidakseragaman dalam penulisan pada setiap kata yang dimulai dengan fonem p baik yang bersuku kata dua maupun tiga jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) fonem pertamanya ada yang melebur/luluh (sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia) ada juga yang tidak melebur, sebagai contoh :
Ø  Memperkosa                        =           memerkosa
Ø  Mempesona                         =           memesona
Ø  Mempopulerkan                   =           memopulerkan
Ø  Mengkomunikasikan             =           mengomunikasikan
Ø  Mempengaruhi                     =           memengaruhi
Ø  mempedulikan                      =           memedulikan
Ø  mensosialkan                        =           menyosialkan
Ø  mempelihara                         =           memelihara
Ø  mensentralisasi                      =           menyentralisasi
Ø  mensetrika                            =           menyetrika

Penggunaan ragam baku
Surat menyurat antarlembaga
• Laporan keuangan
• Karangan ilmiah
• Lamaran pekerjaan
Surat keputusan
• Perundangan
• Nota dinas
• Rapat dinas
• Pidato resmi
• Diskusi
• Penyampaian pendidikan
• Dan lain-lain.


Ciri Ciri Kata Baku.

  1. komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, perundang – undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dsb.
  2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dsb.
  3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
  4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.

Ref:
http://nurdin-piero.blogspot.com/2010/11/perubahan-kata-kata-baku-terbaru.html
http://bernart-howtolearn.blogspot.com/2009/10/penggunaan-kata-baku-dan-kata-tidak.html