Kamis, 30 Desember 2010

Analisis unsur Fisik puisi

Analisis unsur Fisik puisi
Diksi  adalah pilihan kata oleh penyair. Dalam puisi di atas Zawawi  sangat pandai memilah-milih kata demi kata yang disampaikannya. Sehingga dapat menimbulkan nilai estetik dan kesatuan makna dalam setiap komposisi bunyinya. Diksi dalam puisi ini juga terpengaruh oleh latar sosial-budaya yakni Madura. Tak heran, penggunaan kata dengan istilah yang melekat dengan kehidupan Madura sangat kental. Sebagai contoh, /bahwa aku sapi kerapan/, /kubajak kau dengan tanduk logamku/, /di atas bukit garam/, /lantaran aku adalah sapi kerapan/. Dari penggalan baris puisi ini dapat dilihat bahwa aroma khas Madura sangat menyatu dalam puisi ini.
Imaji merupakan sebuah pembayangan dalam kata-kata yang dipilih penyair sehingga menimbulkan pengalaman sensoris bagi pembaca. Dalam imaji ini pembaca seolah-olah dapat merasakan apa yang disampaikan penyair secara langsung. Contoh, /seusap debu hinggaplah, setetes embun hinggaplah, sebasah madu himggaplah/ penggalan baris puisi ini menimbulkan pengalaman perasaan (taktil). /aku lari mengejar ombak, aku terbang memeluk bulan, dan memetik bintang-gemintang/ menimbulkan pengalaman perasaan (taktil). Selain itu juga terdapat pencitraan pendengaran, penglihatan, pendengaran, dan pengecapan.
Majas  adalah bahasa kias atau bahasa lambang. Contoh, /di atasmu, bongkahan batu yang bisu/ ini adalah majas personifikasi dimana benda mati seolah bersikap seperti manusia. /bila dadamu kerontang/ majas hiperbola (berlebih-lebihan). /lantaran aku adalah sapi kerapan/ majas metonimia (sebagai lambang).
Rima atau irama adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas. Puisi Zawawi merupakan puisi yang berjenis modern sehingga sulit ditemukan pengulangan bunyinya. Sebab puisi yang terdapat penglangan bunyi secara dominan umumnya pada puisi tradisional.

1 comments:

khairunisa mengatakan...

makasih:)

Posting Komentar